Sabtu, 28 April 2012

Perbandingan *.jpeg dengan *.bmp

Berhubungan dengan gambar tentunya menyenangkan. Gambar - gambar menyimpan banyak warna yang dapat memperindah penglihatan. Tapi dalam memilih gambar untuk keperluan tertentu, kita tentunya perlu tahu pilihan yang tepat untuk formatnya. Karena tidak semua format gambar dapat digunakan untuk semua keperluan. Apalagi format raster dan vektor tentunya jauh berbeda fungsinya. Tapi untuk kali ini saya akan membandingkan dua format raster.

Dari judul yang saya gunakan di atas, seharusnya teman - teman sudah punya bayangan format apa yang akan saya bandingkan. Yup..! Format berekstensi *.jpeg dan *.bmp.

*.jpeg

Format berekstensi *.jpeg merupakan hasil dari gambar JPEG atau yang biasa juga kita temui dengan sebutan JPG. JPEG adalah singkatan dari Joint Photographic Experts Group. JPEG dan JPG hanya berbeda pada singkatan saja.

Format ini paling sering digunakan untuk segala keperluan, kecuali untuk hal - hal yang membutuhkan ketegasan garis seperti logo. Tidak hanya itu, JPEG pun tidak mendukung tranparansi. Padahal rata - rata pembuatan logo atau sejenisnya membutuhkan adanya dukungan tranparansi.

Bagaimana JPEG hadir ? Mungkin banyak yang sudah punya jawaban untuk pertanyaan yang satu ini. Tapi bagi yang belum tahu, ijinkan saya sedikit membahasnya.

Sebenarnya sebelum JPEG telah hadir banyak jenis file raster yang juga bagus - bagus dan bisa digunakan dalam segala keperluan. Hanya saja ukuran filenya yang terlalu besar membuat format - format tersebut mengalami kesulitan pada saat akan dishare atau dibagikan kepada orang - orang lain. Akhirnya dipikirkanlah sebuah format yang juga bisa digunakan untuk bermacam - macam keperluan serta mudah untuk dishare. Maka dari itu hadirlah Joint Photographic Experts Group menciptakan file JPEG/*.jpeg untuk mewujudkan tujuan tersebut.

Oleh karena itu, teman - teman sudah tahu kan kenapa saat kalian melakukan searching gambar di internet rata - rata yang akan muncul adalah format *.jpeg/*.jpg...

Selain memiliki keunggulan yaitu ukuran file yang kecil, JPEG juga memiliki keunggulan lain yakni merupakan gambar dengan warna yang lebih dari 16 juta warna atau 24 bit sehingga warna yang maksimal dapat diperoleh dari format ini.

Tapi dibalik keunggulannya tersebut, file *.jpeg memiliki kelemahan pula yakni bisa mengalami lossy compresion yang merupakan hilangnya data saat gambar dikompresi ke dalam model JPEG. Namun dengan terjadinya lossy compresion-lah yang membuat ukuran gambar menjadi lebih kecil sehingga mudah dipublikasikan atau dishare

Data - data yang hilang ini tentu saja tidak dapat dilihat oleh mata manusia jadi jangan heran kalo teman - teman semua habis mengkompresi gambar ke format JPEG dan tidak merasakan adanya perubahan atau hilangnya data tertentu. Yang mungkin terlihat dari lossy nya yaitu kualitas gambar yang menurun. Tapi untuk gambar pemandangan biasanya penurunan kualitas akan sulit dilihat.

JPEG dengan Kualitas Tinggi
Pada gambar di samping merupakan gambar *.jpeg dengan kualitas tinggi. Setiap warna yang digunakan masih tajam dan terang.

Untuk gambar yang ada di bawah ini, gambar sudah mengalami lossy sehingga terjadi penurunan kualitas gambar.

Dapatkah teman - teman yang melihat kedua gambar pemandangan ini menemukan letak perbedaannya? Atau apakah gambar di bawah ini betul - betul mengalami lossy ?

JPEG dengan kualitas rendah
Seperti yang sudah saya bilang tadi. Untuk gambar pemandangan kita akan cukup sulit menemukan data yang hilang atau cukup sulit melihat penurunan kualitas gambarnya setelah dikompresi.

Supaya teman - teman lebih bisa mengerti gimana sih sebenarnya lossy compresion yang terjadi itu? Maka akan saya sajikan lagi dua buah gambar yang sejenis tapi memiliki kualitas yang berbeda akibat kompresi.

JPEG sebelum dikompresi
Untuk gambar yang satu ini memiliki ukuran file 34kB. Ukuran gambarnya masih cukup besar bukan? Oleh karena itu kualitasnya masih sangat bagus sehingga warna - warna yang digunakan masih terlihat terang.

Mari kita bandingkan dengan gambar yang sama tapi sudah mengalami kompresi ke ukuran file yang lebih kecil.


JPEG setelah dikompresi
Gambar yang ada di sebelah kiri ini telah dikompresi menjadi ukuran file 11kB saja. Gambarnya sudah mulai buram kan? Ini akibat dari adanya lossy compresion yang terjadi.

Jadi kalo kalian ingin melakukan kompresi gambar dari ukuran besar ke ukuran kecil sebaiknya simpan file aslinya ya ? Karena belum tentu kalian puas dengan hasil kompresi yang terjadi.

Yup..,dibalik keunggulan format JPEG ternyata ada pula kelemahannya yang cukup merugikan i think... ^^ #sokinggris

Oh iya.. Satu lagi informasi yang lupa saya berikan untuk kalian semua. JPEG ini tidak cocok ya untuk penggunaan gambar bergerak atau animasi. ^^

Saya rasa cukuplah buat saya menjelaskan apa itu file ekstensi *.jpeg. Nah kita akan berpindah pada topik lain yang tidak jauh - jauh kok dari format gambar. #lagilagidanlagi

Seperti janji saya tadi, saya akan memberikan perbandingan antar file *.jpeg dan file *.bmp. Saya tidak akan membahas file ekstensi *.bmp secara detail seperti saat saya menjelaskan file *.jpeg. Saya hanya ingin melihatkan perbandingannya saja. Perbandingan yang akan saya berikan mungkin lebih pada fungsi serta keunggulan dan kelemahannya.

Perbandingan JPEG & BMP

File BMP atau Bitmap biasanya digunakan untuk keperluan icon dan wallpaper sedangkan untuk JPEG lebih sering digunakan pada keperluan fotografi karena ketajaman warnanya.

Keunggulan dari file ekstensi *.bmp adalah dia tidak mengalami  lossy compresion. Sayangnya ukuran file gambarnya sangat besar. Sungguh berbanding terbalik sekali dengan JPEG.

Sekarang sudah jelas kan dimana letak perbandingan antara file JPEG dan BMP ? Mereka sama - sama merupakan file raster tapi memiliki fungsi, kelemahan dan keunggulannya masing - masing.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar